Senin, 12 April 2021

PENTINGNYA KULTUR DALAM MEMBANGUN SEKOLAH YANG BERMUTU

Nama : JODY PRAMOJA 

Nim  : 11901209

LAPORAN BACAAN

"MAGANG 1"

https://eprints.uny.ac.id/7779/3/BAB%202%20-%2008110241018.pdf

Baiklah disini saya akan melaporkan hasil bacaan saya mengenai kultur sekolah, bahwa kita ketahui kultur sekolah  dapat diartikan sebagai kualitas kehidupan sebuah sekolah yang tumbuh dan berkembang berdasarkan spirit dan nilai-nilai sebuah sekolah. Biasanya kultur sekolah ditampilkan dalam bentuk bagaimana kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan lainnya bekerja, belajar dan berhubungan satu sama lainnya sehingga menjadi tradisi sekolah.

Misalnya bagaimana kepala sekolah mengatur untuk  membangun kultur di sekolah, karena seorang pemimpin sangatlah berpengaruh dalam hal ini dan sangat berperan penting seperti kepala sekolah harus memberi perhatian terhadap aspek informal, aspek simbolik, dan aspek yang tak tampak dari kehidupan sekolah yang membentuk keyakinan dan tindakan tiap warga sekolah. 

Kita ketahui bahwa tugas kepala sekolah adalah menciptakan atau membentuk dan mendukung kultur yang diperlukan untuk menguatkan sikap yang efektif dalam segala hal yang dikerjakan di sekolah. Contohnya seperti kepala sekolah bekerja sama dalam membangun kultur di sekolah dengan para guru untuk Menjunjung tinggi nilai-nilai religius, norma sosial, etika dan moral. Membangun jembatan antara visi, misi, dan aksi.

Contoh lainnya, misalnya kultur suatu sekolah yaitu: Seorang guru sebelum memulai pembelajarannya di dalam kelas, di wajibkan bagi semua siswa untuk berdoa. Maka dengan menjaga norma religius ini maka hal tersebut akan menjadi budaya yang akan melekat dan terus menerus dilakukan di sekolah tersebut.

Namun kultur sekolah masih belum berkembang atau terealisasikan  di beberapa sekolah tertentu, misalnya tidak berdoa sebelum memulai pembelajaran baik dari guru maupun oleh siswa, jika pun di lakukan masih ada yang kurang dalam berdoanya karena pengalaman saya dalam menempuh pendidikan dari SD sampai SMA masih ada saja hal yang terjadi seperti tidaknya khusyuk dalam berdoa.

Disini kurangnya perhatian dari guru atau pun kurangnya kesadaran siswa terhadap penting berdoa sebelum melakukan pembelajaran, oleh karena itu kultur atau kebudayaan di dalam sekolah  itu sangatlah penting bagi sekolah menuju sekolah yang bermutu dan berkualitas.

Pembangunan sekolah menuju sekolah yang bermutu pada dasarnya adalah membangun sekolah tersebut berdasarkan kekuatan utama dari sekolah tersebut. Perbaikan mutu sekolah perlu memahami kultur sekolah sebagai modal dasarnya. Melalui pemahaman kultur sekolah akan diketahui kesesuaian visi, misi, tujuan dan tindakan atau proses di sekolah tersebut, aneka permasalahan yang dihadapi dan refleksi dari pengalaman-pengalaman.

Kita ketahui bahwa kultur di sekolah bukan hanya itu saja contoh yang lain seperti kultur etika dan moral karena,  bagi sekolah dalam membangun disiplin di sekolah sampai saat ini masih menjadi problem utama. Kesulitan sekolah untuk membangun budaya disiplin menjadi program pokok yang terus menerus diupayakan oleh sekolah. Bagi sekolah, bahkan pekerjaan mendisiplinkan masih menjadi tugas keseharian yang harus dilakukan oleh pihak sekolah. Kesulitan menanamkan disiplin belajar, karena sekolah belum berhasil untuk menanamkan kesadaran akan pentingnya belajar. Pihak sekolah masih terus belajar untuk menanamkan “senang belajar”, karena sampai saat ini masih banyak siswa yang tidak disiplin, terlambat datang ke sekolah, tidak tertib mengerjakan tugas, tidak belajar.

Hal inilah yang seharusnya diperhatikan khusus oleh semua sekolah yang saat ini masih jadi tugas para pihak sekolah seperti kepala sekolah dan kinerja guru dalam membentuk etika dan moral yang baik, lebih tepatnya menjadikan siswa itu berakhlak mulia. 

Karena sampai saat ini masih saja terjadi kasus yang kurang baik terhadap pelajar, contohnya seperti masih ada siswa yang bolos ketika jam belajar dimulai, masih ada siswa yang berani merokok di lingkungan sekolah dan masih ada siswa yang  mempunyai sikap yang buruk terhadap guru. 

Padahal sebenarnya masalah ini bukanlah kesalahan dari pihak sekolah tersebut saja namun ini kurangnya kesadaran siswa yang mereka seharusnya diciptakan untuk menjadi orang berilmu dan berakhlak namun malah sebaliknya. 

Oleh karenanya untuk membangun kultur sekolah yang baik tidak hanya cukup dari lingkungan sekolah saja. Namun perlu juga bantuan dan kerja sama dari eksternal sekolah, misalnya bekerja sama dengan orang tua siswa atau bekerja sama dengan masyarakat.

Karena pendidikan pertama yang dirasakan oleh siswa adalah ketika dia masih bersama lingkungan keluarganya, Jadi sekolah itu pendidikan yaang kedua setelah pendidikan dari keluarganya. Maka dari itu pihak sekolah harus bisa bekerja sama dengan pihak eksternal agar lebih efektif dalam membagun kultur di dalam sekolah. 

Adapun peran guru dalam membangun kultur sekolah guru, agar mudah menerima perubahan maka mesti memperluas wawasan, sharing perkembangan yang sudah terjadi di luar sana sehingga bisa berpikir lebih akomodatif terhadap perubahan positif kebudayaan. Dan yang tidak kalah penting, kepada siswa perlu dilakukan sosialisasi mengenai tantangan dunia ke depan sehingga mereka termotivasi untuk menyiapkan diri menghadapi tantangan zaman.

Terhadap kultur yang dibawa oleh kecanggihan teknologi memang tidak semuanya baik. Kita perlu menyaring, memilih dan memilah mana yang baik dan mana yang tidak baik. Tidak semuanya konsekuensi teknologi itu kita biarkan, diperlukan adaptasi, bukan adopsi. Namun adanya sisi negatif itu bukan berarti kita harus menutup diri dari teknologi, kalau kita antipati maka kita pasti semakin tertinggal.

Jadi, dapat kita ketahui bahwa hal yang sangat berpengaruh bagi setiap sekolah yang ada di Indonesia dalam membangun kultur sekolah atau budaya-budaya yang bisa menjadikan sekolah tersebut bermutu, bisa terhambat dikarenakan rata-rata siswa sudah dikendalikan oleh media sosial atau teknologi yang sekarang ini bumi pun di dalam satu genggaman.

Apalagi sekarang ini sudah banyak aplikasi-aplikasi yang mepengaruhi karakater atau sifat terhadap siswa, contohnya adanya aplikasi seperti tik tok, dan snack video. Dua aplikasi ini sebenarnya emang gak semuanya berpengaruh buruk bagi sikap siswa namun, jika dua aplikasi tersebut disalah gunakan oleh siswa maka akan bisa terjadi pengaruh sifat negatif terhadap siswa. 

Karena saya sudah melihat secara langsung bahwa media sosial atau aplikasi-aplikasi yang ngtrend sekarang ini benar-benar bisa membuat sifat atau sikap menjadi berubah, contohnya yang saya lihat mereka lebih suka bicara dengan mengunjing bahkan ketika berbicara mereka tidak segan mengeluarkan kata-kata kotor seperti menyebut nama hewan seperti anjing atau babi. 

Karena yang saya ketahui di tik tok ada lagu untuk backsound bikin video tik tok yang liriknya tersebut ada mengandung nama hewan yang telah di sebut diatas. Jadi yang benar-benar kecanduan dengan aplikasi tersebut bahkan mereka-mereka atau siswi rela bergoyang dan menampakkan lekuk tubuhnya, demi bisa membuat video tik tok yang lagi zamannya sekarang ini. 

Oleh karena itu seorang guru harus lebih cerdas lagi dalam memperhatikan atau membangun kultur dalam sekolah, Nah jadi guru bukan hanya bersosialisasikan ke siswa saja namun seorang guru juga perlu bersoisialisasi dengan orang tuanya siswanya agar diantara kedua pihak tersebut bisa bekerja sama dalam menuntaskan perilaku-perilaku buruk yang diakibat dari salah gunanya dalam bermedia sosial. 

Bahwa setelah saya baca mengenai kultur disekolah, bahwa begitu berperan pentingnya kultur dalam menuju sekolah yang bermutu, namun sekarang ini dari pihak sekolah tidaklah  berdiam begitu saja, pastinya setiap pendidikan atau sekolah selalu berusaha dalam membangun kultur yang baik di sekolah.

Misalnya pihak sekolah, selalu menanam sifat-sifat positif terhadap siswa contohnya, selalu berkata jujur, saling menghormati, sopan, disiplin, patuh terhadap norma-norma yang dijaga oleh sekolah tersebut, maka dengan menanam hal tersebut kepada siswa. Siswa akan bisa terpengaruh untuk selalu mengerjakan hal-hal yang positif dan akan terbiasa selalu berbuat baik. 

Namun biasanya tidak semua dari siswa yang terpengaruh dengan hal tersebut, mungkin dikarenakan dari masa kecilnya emang kurang perhatian dari kedua orangtua dalam mendidik awal kepada anak, padahal kita ketahui bahwa pendidikan awal yang dirasakan oleh manusia itu atau madarasah pertama kali yaitu pendidikan dari lingkungan keluarga.

Menurut saya mungkin tidak cukup hanya menanam beberapa sifat-sifat positif tersebut, disini juga sangat diperlukan dan diperhatikan oleh seorang guru dalam menerapkan ilmu-ilmu agama serta nilai-nilainya. Penerapan Nilai-nilai dan Agama kepada siswa di sekolah.

Karena kita ketahui bahwa sebagai sebuah organisasi, sekolah adalah lembaga budaya yang tidak hanya memberikan pengajaran namun sangat penting untuk memberikan pendidikan kepada segenap warganya.  Para guru yang professional melakukan tugasnya untuk mengajar, mendidik, membimbing, melatih, menggerakan  bahkan mengarahkan para siswa agar kelak menjadi manusia yang cendikia, mandiri dan berbudi pekerti luhur. Diharapkan siswa kelak akan menjadi generasi yang akan ikut serta membangun dan dan memimpin bangsa. Sekolah sebuah organisasi dengan demikian perlu membangun kultur sekolah yang baik, sehat, dan positif.

 Dalam membangun kultur sekolah yang baik, sehat  dan positif perlu didasari oleh pengakuan bahwa manusia adalah mahluk Tuhan Yang Maha Esa sehingga segala apa yang dilakukan selalu diniatkan untuk beribadah kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama yang dianutnya. Keyakinan dan nilai-nilai agama akan memberikan arahan untuk bekerja dan melakukan perbuatan yang diridhoiNya. Hal ini akan memberikan dampak positif kepada warga sekolah agar segala perbuatannya dapat dipertanggungjawabkan tidak hanya kepada manusia semata tapi mendapatkan nilai lebih di mata Tuhan Yang Maha Esa.

Dengan demikian siswa akan jauh lebih merasakan bahwa pentingnya selalu berbuat baik dan pentingnya selalu mengerjakan hal-hal yang positif, karena kalau sudah berurusan dalam agama mereka akan sadar bahwa tanggung jawab mereka bukan hanya kepada guru saja namun, mereka bertanggung jawab juga kepada Allah subahanu wata'ala atau Tuhan yang mereka anut. 

Nah, dengan mereka sudah ditanam nilai-nilai agama bahwa perbuatan manusia sedikit pun tidak akan lepas dari pantuan Allah atau Tuhan yang mereka anut, maka mereka akan berbentuk akhlak baiknya, mereka akan berfikir dulu sebelum bertindak karena mereka sudah mengetahui bahwa diatas sana ada yang selalu mengawasinya walaupun guru atau kepala sekolah tidak.

Alhamdulillah mungkin ini saja laporan dari bacaaan saya mengenai kultur sekolah, dengan tugas saya bisa mendapatkan sensai baru atau wasasan baru yang mungkin sebelumnya sudah tau namun dengan membaca dan memahami bacaan tersebut, saya sadar bahwa disetiap sekolah emang sangat diperlukan dalam mempertahankan nilai-nilai kultur dan kebudayaan dalam menuju sekolah yang berkualitas dan berakhlak yang baik. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar