Senin, 14 Juni 2021

PENTINGNYA PENDIDIKAN ISLAM BAGI ERA MILENIAL

 Jody Pramoja 11901209


Pendidikan agama Islam merupakan proses untuk mempelajari agama Islam secara detail dan membentuk karakter generasi milenial menjadi sesuai dengan ajaran Islam. Munculnya teknologi yang semakin canggih dapat mempengaruhi karakter mereka karena tidak pernah dibekali dengan ilmu agama. Oleh karena itu pendidikan agama Islam sangat dibutuhkan guna membentuk karakter (ahklak karimah).

Generasi milenial merupakan generasi yang lahir pada awal 2000. Anak muda sekarang banyak yang didominasi oleh generasi milenial. Oleh karena itu pendidikan agama Islam sangat penting di pelajari agar generasi milineal memiliki karakter yang baik. Ilmu pengetahuan umum juga penting namun lebih baik di seimbangkan dengan karakter yang baik.

Pendidikan Islam merupakan salah satu aspek saja dari ajaran Islam secara keseluruhan. Karena, tujuan pendidikan Islam tidak terlepas dari tujuan hidup manusia dan Islam, yaitu menciptakan pribadi hamba Allah yang selalu bertaqwa kepada-Nya dan dapat mencapai kebahagiaan kehidupan bahagia dunia dan akhirat. Dalam konteks sosial masyarakat, bangsa, dan negara pribadi bertakwa ini dapat menjadi rahmatan lil-alamin, baik dalam skala kecil maupun besar tujuan hidup manusia dalam Islam inilah yang dapat disebut juga sebagai tujuan akhir pendidikan Islam. Selain tujuan umum itu, terdapat pula tujuan khusus yang lebih spesifik menjelaskan apa yang ingin dicapai melalui pendidikan Islam.

 Banyak generasi milenial pada zaman sekarang yang kurang mau memplajari ilmu agama Islam. Sebenarnyanya hal ini terjadi karena banyak faktor yang mempengaruhi dari keluarga, lingkungan, teman, dan pergaulan yang salah. Keluarga sebagai sebuah institusi mini yang dapat memberikan pemenuhan kebutuhan anak sebagai makhluk biopsiko-sosio-spritual dengan pengembangan kepribadiannya. Dengan kepedulian keluargalah juga kebutuhan akualisasi diri anak, yang merupakan puncak dari tahap pengembangan diri dari anak, sebelum anak bersikap dengan hal yang tidak diinginkan. Mendidik anak memerlukan materi kesabaran dan ilmu.

Pertama faktor keluarga, kita ketahui bahwa salah satu penentu seorang anak itu menjadi anak yang memiliki karakter yang baik, anak yang alhlakul kharimah itu tergantung dari keperdulian orang tua terhadap pentingnya pendidikan agama islam diusia dini. Jika orang tua paham masalah ini maka penerapan pendidikan agama islam diuisa dini sangat diperhatikan oleh semua orang tua. 

Terkadang kebanyakan orang tua, masih kurang perhatian terhadap pendidikan dalam keluarga atau pendidikan agama islam diusia dini kepada anak. Sehingga banyak orang tua yang menghasilkan anak yang tidak terdidik moral atau buta dalam hal syariat islam, apalagi di era milenial sekarang ini banyak anak-anak yang seharusnya masih dalam perhatian orang tua dalam mendidik, akan tetapi malah kebalikan seorang anak sudah memiliki kehidupan yang mandiri, dalam mengetahui hal apa pun tanpa peran orang tua salah satunya seorang anak yang sudah diberikan alat bantu yang cangih sekarang ini yaitu handphone.

Seorang anak bisa mengetahui semua hal, mengenai apapun hanya dalam satu genggam. Jadi orang tua merasa, bahwa di jaman era digital ini lebih mudah dalam mendidik anak, hanya dengan memberikan fasilitas seperti hp dan kouta internet saja sudah cukup untuk anak menjelajahi education, namun kesalahan dari orang tua mereka tidak pernah ikut serta dalam memerhatikan apakah seorang anak tersebut sudah menggunakan alat tersebut dengan benar atau tidak. 

Hampir 70% orang tua kurang mempedulikan anaknya, salah dalam  pendidikan agama, ada yang peduli dan mencoba disekolahkan ke lembaga pendidikan agama Islam namun, orang tua sendiri tidak memberikan contoh dari penerapan yang diajarkan agama. Apabila orang tua ikut serta memberikan contoh dan menerapkan maka anak akan mengikuti apa yang dilakukan orang tua dan mnjadi kebiasaan.

Padahal dalam islam mengajarkan kepada orang tua, bagaimana cara mencetak generasi yang sholeh dan sholeha. Salah satunya hal yang paling mendasar dan paling utama dalam mencetak anak yang harus diperhatikan orang tua adalah berdoa kita ketahui bahwa doa merupakan senjatanya orang mukmin karena  tanpa doa, sangat tak mungkin tujuan mendapatkan anak shalih bisa terwujud. Karena keshalihan didapati dengan taufik dan petunjuk Allah. Sebagaimana dalam firman Allah azza wajala 

مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِي وَمَنْ يُضْلِلْ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ

“Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi.” (QS. Al-A’rof : 178)

Karena hidayah di tangan Allah, tentu kita harus banyak memohon pada Allah agar kita bisa mendapatkan anak yang sholeh dan sholeha. Adapun contoh-contoh doa yang bisa kita amalkan dan sudah dipraktikkan oleh para nabi di masa silam sebagai berikut.

Doa Nabi Ibrahim ‘alaihis salam,

رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ

“Robbi hablii minash shoolihiin” [Ya Rabbku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh]”. (QS. Ash Shaffaat: 100).

Doa Nabi Zakariya ‘alaihis salaam,

رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ

“Robbi hab lii min ladunka dzurriyyatan thoyyibatan, innaka samii’ud du’aa’” [Ya Rabbku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Mengdengar doa] (QS. Ali Imron: 38).

Doa ‘Ibadurrahman (hamba Allah yang beriman),

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

“Robbanaa hab lanaa min azwajinaa wa dzurriyatinaa qurrota a’yun waj’alnaa lil muttaqiina imaamaa” [Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami, isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa]. (QS. Al-Furqan: 74)

Yang jelas doa orang tua pada anaknya adalah doa yang mustajab. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لاَ شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

“Ada tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang tua, doa orang yang bepergian (safar) dan doa orang yang terzalimi.” (HR. Abu Daud no. 1536, Ibnu Majah no. 3862 dan Tirmidzi no. 1905. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Oleh karenanya jangan sampai orang tua melupakan doa baik pada anaknya, walaupun mungkin saat ini anak tersebut sulit diatur dan nakal. Hidayah dan taufik di tangan Allah. Siapa tahu ke depannya, ia menjadi anak yang shalih dan manfaat untuk orang tua berkat doa yang tidak pernah putus-putusnya.

Namun bukan hanya itu saja yang perlu diperhatikan oleh orang tua, orang tua jangan hanya fokus kepada anaknya saja namun orang tua harus selalu memperbaiki diri juga, agar menjadi orang tua yang bertaqwa kepada Allah subahanu wata'ala.

Karena kita ketahui anak itu akan melakukan sesuatu dari apa yang dia lihat dan apa yang dia dengar, oleh karena itu orang tua harus menjadi contoh yang baik di lingkungan rumah, bagaimana kita menginginkan anak kita menjadi anak yang sholeh sedangkan sendiri masih terus bermaksiat, masih sulit shalat, masih enggan menutup aurat. Sebagian salaf sampai-sampai terus menambah shalat, cuma ingin agar anaknya menjadi shalih.

Sa’id bin Al-Musayyib pernah berkata pada anaknya,

لَأَزِيْدَنَّ فِي صَلاَتِي مِنْ أَجْلِكَ

“Wahai anakku, sungguh aku terus menambah shalatku ini karenamu (agar kamu menjadi shalih, pen.).” (Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 1: 467)

Adapun hal lain yang harus diperhatikan orang tua dalam mendidik anak adalah bahwa Mendidik anak dengan cara-cara yang baik dan sabar agar mereka mengenal dan mencintai Allah, yang menciptakannya dan seluruh alam semesta, mengenal dan mencintai Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, yang pada diri beliau terdapat suri tauladan yang mulia, serta agar mereka mengenal dan memahami Islam untuk diamalkan. Ajarkanlah Tauhid, yaitu bagaimana mentauhidkan Allah, dan jauhkan serta laranglah anak dari berbuat syirik. Sebagaimanan nasihat Luqman kepada anaknya,

 وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ 

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika ia memberi pelajaran kepadanya, ‘Wahai anakku! Janganlah engkau memperskutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar.’” [Luqman: 13]

Perhatian orang tua kepada anaknya juga dalam hal akhlaknya. Anak harus diajarkan akhlak yang mulia, jujur, berkata baik dan benar, berlaku baik kepada keluarga, saudara, tetangga, juga menyayangi yang lebih kecil serta menghormati yang lebih tua, dan yang harus menjadi penekanan utama adalah akhlak (berbakti) kepada orang tua. Durhaka kepada kedua orang tua termasuk dosa besar yang paling besar setelah syirik (menyekutukan Allah). Orang tua haruslah memberikan teladan kepada anaknya dengan cara dia pun berbakti kepada orang tuanya dan berakhlak mulia. 

Orang tua Juga perlu diperhatikan teman pergaulan anaknya, karena sangat bisa jadi pengaruh jelek temannya akan berimbas pada perilaku dan akhlak anaknya. Sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam: 

اَلرَّجُلُ عَلَى دِيْنِ خَلِيْلِهِ، فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ. 

“Seseorang bergantung pada agama temannya. Maka hendaknya ia melihat dengan siapa dia berteman.” 

Apalagi kita mengetahui bahwa sesuatu yang jelek akan mudah sekali mempengaruhi hal-hal yang baik, namun tidak sebaliknya, terlebih dalam pergaulan muda-mudi seperti sekarang ini yang cenderung melanggar batas-batas etika seorang muslim. Mereka saling berkhalwat (berdua-duaan antara lawan jenis), sehingga bisikan syaitan mudah sekali menjerumuskan dirinya ke jurang kenistaan. Atau pengaruh obat-obat terlarang yang dapat menjadikan dirinya bergantung dan merasa ketagihan terhadap obat-obat penenang yang diharamkan oleh Allah. 

Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan (NARKOBA) yang dilakukan generasi muda kaum muslimin telah banyak menjeremuskan mereka kepada kehinaan dan kesengsaraan. Usaha yang telah kita curahkan beberapa tahun bisa saja menjadi sia-sia hanya karena anak kita salah memilih teman bermain atau teman di sekolah. Untuk itu, haruslah diperhatikan akhlak teman anak kita, apakah temannya itu memiliki pemahaman agama yang baik, apakah shalatnya baik, apakah dia senan-tiasa nasihat-menasihati dan tolong-menolong dalam kebajikan.

Sehingga dengan usaha orang tua dalam memperhatikan pendidikan islam kepada anak, maka orang tua tidak akan khawatir lagi untuk melepaskan anaknya diluar sana. Dan anak tersebut akan bisa menyesuaikan mana hal yang baik dan mana hal yang buruk untuk dirinya sendiri dan akhiratnya, maka keseimbangan pun terjadi terhadap tujuan pada pendidikan yang hakikatnya bahwa pendidikan bukan hanya menciptakan manusia menjadi pintar saja namun juga menciptakan manusia yang berakhlakul kharimah. 

Karena perbedaan pendidikan dan pengajaran terletak pada penekanan pendidikan terhadap pembentukan karakter dan kepribadian peserta didik. Maka yang tepat adalah bagaimana orangtua mengedepankan pendidikan agama islam sebelum pendidikan yang lain. 











 






Tidak ada komentar:

Posting Komentar