Nama : Jody Pramoja
Nim : 11901209
KRITIS MORAL
![]() |
Peristiwa yang sangat memperhatikan, saat ini adalah kritisnya moral terhadap sebagian anak bangsa kita.
Apalagi sekarang ini tengah era digital, yang mana kita ketahui semua serba canggih bahkan dunia ini bisa ditelusuri hanya digenggaman kita dan juga sangat mudah akses oleh generasi muda saat ini.
Bisa kita katakan bahwa generasi milenial dengan perkembangan digital saat ini bagai dua sisi ujung pisau , jika dimanfaatkan maka akan berguna bagi si peguna dalam meraih sumber informasi dan bisa sebagai penunjang keterhampilan dan pengetahuan seseorang.
Apalagi saat ini kegiatan pembelajaran di sekolah dilaksanakan secara jarak jauh atau pembelajaran daring, sudah pasti media digital ini sangat diperlukan dalam situasi pandemi saat ini, dalam tetap menjalankan proses pembelajaran.
Sehingga di era digital yang canggih ini sangat membantu dalam aspek pendidikan, sehingga seorang guru tetap dapat mengtransfer ilmu kepada peserta didik kapan dan dimanapun.
Jika generasi milenial menggunakan dengan sangat baik kecanggihan digital saat ini seperti handphone maka banyak sekali yang bisa dimanfaatkan dalam meningkatkan prestasi belajar.
Namun,sebaliknya jika generasi milenial salah guna akan merugikan baik si penggunanya maupun orang lain. Tanpa kita sadari krisis moral tengah melanda anak muda di era milenial. Hal ini membuat kita prihatin dengan kondisi yang menimpa generasi penerus bangsa jika tetap dibiarkan akan seperti apa Indonesia kedepannya. Krisis moral saat ini lebih banyak terjadi di kalangan remaja. Karena pada fase remaja ini, anak masih mengalami ketidakpastian atau kurang mengetahui cara pengunaan media sosial secara baik dan sedang mencari jati diri yang sesungguhnya.
Mungkin kita belum lupa dengan peristiwa yang belum lama berlalu ini, video prank anak muda menimpa salah satu youtuber yang mana seharusnya memberikan contoh yang baik kepada masyarakat justru memperlihatkan perilaku yang tidak beretika dengan berpura-pura memberikan bingkisan berisi sampah dan batu yang ia bagikan ke salah satunya ke transgender di tengah pandemik kemudian ia membuat video seolah-olah permintaan maaf yang ternyata hanya prank.
Tidak lama setelah beredarnya video prank si youtuber tersebut aksi prank juga dilakukan oleh empat orang remaja di Kabupaten Bone Sulawesi Selatan yang mendatangi rumah sakit dan mengaku sebagai pasien corona, aksi prank terhadap petugas rumah sakit ini sangatlah tidak terpuji terlebih lagi beban dan tekanan kerja petugas kesehatan saat ini sangat tinggi di tengah wabah corona. perilaku-perilaku tidak terpuji yang dilakukan oleh remaja tersebut karena krisis moral yang berujung pada pelanggaran hukum. Sebegitu bobroknyakah etika anak muda di era milenial yang sepertinya tidak memiliki hati nurani di tengah musibah yang menimpa negeri ini untuk melakukan hal seperti itu demi eksistensi semata.
Inilah yang terjadi jika generasi muda tidak mendapatkan pendidikan moral yang baik, apapun akan mereka lakukan demi eksistensi semata, namun apa yang mereka lakukan seperti tidak memiliki hati nurani.
Jadi sangat berdampak buruk jika media sosial disalah gunakan oleh seberapa generasi muda yang tidak bertanggung jawab, dan sangat merugikan banyak pihak terutama dikalangan masyarakat.
Krisis moral yang dialami khususnya remaja merupakan masalah yang telah meluas dan harus segera diselesaikan, karena dapat mengancam masa depan kehidupan mereka sendiri serta masa depan bangsa dan juga mempengaruhi anak-anak kecil yang sekarang lebih suka meniru para remaja. Krisis moral adalah permasalahan yang cukup kompleks yang harus sesegera mungkin di tangani dengan penanganan yang tepat.
Adapun salah satu faktor penyebab yaitu dari faktor keluarga, kenapa bisa dikatakan seperti itu karena kebanyakan dari sebagai remaja bermasalah terhadap moral seperti perbuatan dan tingkah lakunya disebabkan latar belakang dari kedua orangtua yang mengalami broken home.
Karena si remaja tersebut karena belum siap mental dalam melihat peristiwa yang seharusnya tida ia lihat, maka ini menjadi suatu masalah terhadap diri remaja tersebut terutama terhadap psikis anak, sehingga ia tidak bisa mengontrol dirinya sendiri.
Namun sebenarnya bukan hanya dari faktor keluarga yang broken home saja, namun banyak faktor-faktor yang lain yang menyebabkan krisisnya moral anak, salah satu diantaranya yaitu media sosial, internet, games, aplikasi menyenangkan seperti tik tok, snack video.
Seorang anak jika sudah dipercayai orangtua dalam menggunakan media sosial, yang seharusnya belum saatnya menggunakan media soisal dengan usia yang belum cukup. Maka sangat rentan salah guna, apalagi saat ini dengan games online yang sedang viralnya banyak anak-anak yang masih remaja bermain games tersebut.
Banyak anak-anak yang berani melawan dan membentak orangtuanya karena tidak dituruti kemauan seperti membeli kouta internet, bahkan lupa makan dan lupa beristirahat yang sangat resah dirasakan sebagaian orangtua kepada anaknya yang lagi masa kecanduan main games onilne.
Bukan hanya itu saja banya sekali pengaruh-pengaruh buruk yang bisa menimpa remaja saat ini, contoh lain seperti aplikasi tik-tok terhadap perempuan muslimah yang mana telah kita ketahui banyak sekali perempuan muslimah yang krisis moral. Sehingga mereka tidak memiliki rasa malu lagi, dan tidak mengetahui hakikat dari seorang muslimah.
Kita bisa lihat begitu banyak video-video muslimah yang diperbudak oleh aplikasi tik tok, mereka berjoget joget dengan diiringi musik remix tanpa mereka berfikir bahwa itu bukan dari perilaku seseorang muslimah. Bahkan mereka sadar, mereka mengenakan jilbab namun jilbab yang seharusnya menutupi aurat menjadi sebatas fashion saja.
Mereka menggunakan jilbab namun celana dan baju mereka menggunakan bahan ketat, sehingga lekuk tubuhnya kelihatan dan bisa dinikmati para lelaki, ditambah lagi bergoyang di aplikasi tik tok agar bisa mendapatkan banyak like dan bisa popularitas semata.
Sungguh sangat prihatin sekali dengan moral dan akhlak para generasi milenial saat ini, dan jika tidak diatas sekarang ini juga bagaimana dengan masa depan negara Indonesia nanti.
Seharusnya para pemuda merupakan penerus anak bangsa yang berguna bagi bangsa dan negara, malah sebaliknya jauh dari kata berguna.
Selain itu, faktor yang mempengaruhi merosot nya moral pada remaja adalah memudarnya kualitas keimanan. Sekuat apapun iman seseorang, terkadang memang mengalami rasa naik dan turun nya iman itu sendiri. Ketika tingkat keimanan menurun, potensi kesalahan juga pasti akan terbuka. Hal ini sangat berbahaya bagi moral.
Jika di biarkan terus menerus tentu akan membuat kesalahan semakin kronis dan merusak moral dari diri seorang tersebut. Seseorang yang melakukan suatu penyimpangan, sudah pasti dia adalah orang yang kadar keimanan nya lemah. Jika tidak, seharusnya ia sadar bahwa apa yang dia lakukan adalah perbuatan yang salah dan tidak seharusnya dilakukan. Seseorang yang beriman, pasti memiliki akhlak dan budi pekerti yang baik dan tidak akan melakukan hal yang menyimpang.
Maka dari masalah moral diatas makan ada beberapa cara bagaimana mengatasi krisis moral terhadap generasi milenial di era digital ini.
Pertama, menanamkan pendidikan karakter diusia dini.
Anak adalah generasi penerus bangsa yang membutuhkan pendidikan serta pemenuhan hak-hak nya untuk dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi yang dimilikinya karena sejatinya karakter yang baik dapat dibentuk sejak dini. Dalam menerapkan pendidikan karakter ini sebaiknya tidak hanya mengandalkan pendidikan formal saja, melainkan pendidikan karakter ini juga dapat ditanamkan dalam lingkungan keluarga yang merupakan madrasah pertama atau agen utama dalam membentuk karakater yang baik pada anak.
Pendidikan karakter dini ini sangat membantu anak dalam bekal menuju dunia pendidikan yang formal, namun pendidikan diusia dini yang berperan penting adalah kedua orangtua. Karena pendidikan keluarga merupakan madrasah pertama yang dirasakan oleh anak.
Oleh karenanya orang tua harus memperhatikan sekali terhadap pendidikan usia dini kepada anak sebelum mereka memasuki jelajah yang lebih luas diluar sana. Jika orang tua benar dan sungguh-sungguh dengan ikhlas dalam mendidik anak maka akan menghasilkan moral anak yang baik, sopan dan patuh, dan anak akan bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Namun melihat perkembangan zaman sekarang, banyak orang tua yang lebih mengedepankan kepentingan pekerjaan daripada kepentingan anak. Sehingga banyak remaja yang kurang perhatian dan merasa bebas mengatur jalan hidupnya sendiri. Padahal kita ketahui tugas orangtua bukan hanya mencari uang dan bukan hanya memberikan makan kepada anak, tetapi orang tua juga harus memperhatikan pendidikan anak, demi menjadi anak tersebut anak yang berilmu dan berakhlak mulia.
Kedua, Memilih Teman Bergaul di Lingkungan yang Tepat.
Pergaulan sangat memengaruhi karakter dari dalam diri seseorang, apalagi pada tahap remaja. Mereka sangat mudah dipengaruhi oleh orang lain. Oleh karena itu orang tua sebagai agen utama sebaiknya lebih memerhatikan serta memantau lagi bagaimana pergaulan anak-anak mereka diluar dan dengan siapa saja mereka berada di luar lingkup rumah.
Dalam agama islam pun sangat diatur dalam memilih teman, sebagaimana Allah memerintah agar berteman dengan orang yang sholeh :
Allah menyatakan dalam Al Qur’an bahwa salah satu sebab utama yang membantu menguatkan iman para shahabat Nabi adalah keberadaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di tengah-tengah mereka. Allah Ta’ala berfirman,
وَكَيْفَ تَكْفُرُونَ وَأَنْتُمْ تُتْلَى عَلَيْكُمْ آَيَاتُ اللَّهِ وَفِيكُمْ رَسُولُهُ وَمَنْ يَعْتَصِمْ بِاللَّهِ فَقَدْ هُدِيَ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
“Bagaimana mungkin (tidak mungkin) kalian menjadi kafir, sedangkan ayat-ayat Allah dibacakan kepada kalian, dan Rasul-Nyapun berada ditengah-tengah kalian? Dan barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah maka sesungguhnya dia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (QS. Ali ‘Imran: 101).
Allah juga memerintahkan agar selalu bersama dengan orang-orang yang baik. Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar(jujur).” (QS. At Taubah: 119).
Jadi selaku orang tua, bukan hanya memberi makan kepada anak, dan bukan hanya memberikan fasilitas yang mereka inginkan saja tapi orang tua harus bisa memperhatikan pendidikan anak. Namun yang sangat dan harus ditekankan orang tua kepada anak yaitu pendidikan agama, karena jika pendidikan agama ini sudah berikan kepada anak ketika diusia dini maka anak akan lebih terjaga dan terbentengi dari sifat dan perilaku yang buruk.
Sebenarnya ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk mencegah krisis moral remaja. Seharusnya remaja lebih mendengarkan banyak nasehat dan motivasi dari keluarga, guru maupun sahabat untuk mendorong remaja ke pergaulan yang lebih baik. Remaja hendaknya dapat membatasi diri dari hal-hal negatif yang termasuk dalam kenakalan remaja. Lingkungan juga hendaknya mendukung secara moral agar para remaja tidak terjerumus ke dalam kenakalan remaja. Dan pemerintah, guru juga orang tua hendaknya memberikan pengarahan yang baik serta interaktif bagi remaja dan juga membimbing para remaja ke dalam kegiatan-kegiatan positif yang lebih bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar